Ilmu
kimia berkembang semakin luas, mendalam, dan kompleks sejalan dengan
perkembagan peradaban manusia. Proses-proses
kimia sesungguhnya telah
dilakukan oleh orang-orang pada ribuan tahun sebelum Masehi (4000-2500 SM). Dimana, peradaban umat
manusia di mesir, Mesopotamia, Tiongkok, india dan yunani telah mengenal apa
yang disebut alkimia (reaksi kimia), yaitu perubahan suatu materi menjadi
materi lain.
Walaupun masyarakat di zaman purba itu telah mampu mengolah logam
dari bijhnya, mengawetkan makanan dan jenazah, membuat gelas dan keramik serta
meramu obat-obatan dan zat warna. Akan tetapi mereka belum berusaha memahami
hakikat dan sifat materi yang mereka gunakan, sehingga pada masa itu kimia
sebagai ilmu belum lahir. Para ahli filsafat yunani purba pada masa itu sudah
mempunyai pemikiran bahwa materi tersusun dari partikel-partikel atom. Namun,
konsep tersebut hanyalah pemikiran yang tidak ditunjang oleh eksperimen,
sehingga belum pantas untuk disebut sebagai suatu teori kimia.
Kimia
sebagai disiplin ilmu yang melibatkan aktivitas ilmiah (pengamatan, percobaan
dan teori) dilahirkan oleh para ilmuwan muslim berbangsa Arab/Persia pada abad
ke-8. Salah seorang Bapak Ilmu Kimia yang terkemuka adalah Abu Musa Jabir Ibnu Hayyan (700-778), yang lebih dikenal di Eropa
dengan nama latinnya Ibnu Geber. Ilmu itu diberi nama Al-Kimiya (bahasa
Arab) yang berarti Perubahan Materi.
Dari kata al-kimiya inilah segala bangsa dimuka bumi ini meminjam istilah :
alchemi (Latin), Chemistry (Inggis), Chimie (Perancis), Chemie (Jerman),
Chemica (Italia) dan Kimia (Indonesia). Ditemukannya disiplin
ilmu kimia oleh Jabir ini yang berbasis eksperimen membuktikan bahwa ulama dimasa lalu
tidak melulu lihai
dalam ilmu-ilmu agama,
tetapi sekaligus
juga menguasai ilmu-ilmu
alam
dan umum.
Berkat penemuannya ini, Jabir dijuluki sebagai Bapak
Kimia Modern.
![]() |
Gambar: Perkembangan Ilmu Kimia Modern (Sumber Gambar: https://republika.co.id) |
Jabir mendasari eksperimennya secara
kuantitatif dan instrumen yang dibuatnya sendiri dengan menggunakan bahan berasal dari logam, tumbuhan, dan hewani. Tujuan berbagai eksperimen yang
dilakukan jabir merupakan untuk membuat emas dari besi atau timah. Kenyataanya,
para ilmuan itu menemukan zat-zat baru yang lebih berharga dari pada emas,
seperti alkohol, boraks, sabun, soda dan asam-asam mineral seperti asam sulfat,
sehingga bahan-bahan tersebut masih bisa di manfaatkan sampai sekarang.
Sejak abad ke-17 sampai dengan Sekarang
(abad transisi kimia tradisional ke Kimia Modern), Ilmu-ilmu kimia mulai
dikenal, dipelajari dan dikembangkan oleh bangsa di seluruh dunia melalui
kaedah ilmiah yaitu berdasarkan eksperimen baik secara kualitatif maupun
kuantitatif, sehingga memunculkan berbagai konsep teori dan hukum ilmu kimia.
Adapun penemuan-penemuan penting dalam ilmu kimia adalah penemuan tabung vakum,
penemuan system periodic unsur modern, penemuan sub partikel atom (electron,
proton dan neutron), penemuan unsur radioaktif dan sebagainya.
Ilmu
kimia pada saat sekarang ini telah dapat menjadi disiplin ilmu yang turut andil
dalam proses perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini (abad 21).
Perkembangan ilmu kimia bukan saja mengembangkan aspek disiplin ilmu pribadi
tetapi juga berdampak pada perkembangan ilmu pengetahuan lainnya yang berkaitan
dengan disiplin ilmu kimia seperti ilmu biologi, fisika, kedokteran, farmasi,
pertanian, peternakan, geologi dan lain-lain.
loading...
3 Comments
terima kasih atas informasinya
ReplyDeletesemoga blognya makin perkembang
ReplyDeletedan selalu update artikelnya
Informasiviralaceh: Amin 3x...terimksh atas komentar positifnya ...
ReplyDelete